Kamis, 13 Oktober 2016

Makalah kajian tes & nontes Tugas Dr.Dirgantara Wicaksono, S. Pd , M. Pd

BAB I
PENDAHULUAN

A.           Latar Belakang
Secara formal, pendidikan diselengarakan disekolah. Hal itu sering sering dikenal dengan pengajaran dimana proses belajar mengajar yang melibatkan banyak factor baik pengajar, pelajar, bahan/materi, fasilitas maupun lingkungan. Pengajaran dilaksanakan tidak hanya untuk kesenangan atau bersifat mekanis saja tetapi mempunyai misi atau tujuan bersama. Dalam usaha untuk mencapai misi dan tujuan itu perlu diketahui apakah usaha yang dialakukan sudah sesuai dengan tujuan? Jika iya, sudah sejauh mana ditempuh? Apakah anak didiknya engalami kemunduran didalam belajar atau peningkatan, dan kalau mengalami kemunduran apakah penyebabnya?
Oleh karena timbulnya pertanyaan-pertabyaan itu,maka dari itulah kami menyajikan beberapa hal tentang salah satu teknik dan alat penilaian yang dapat digunakan dalam penilaian terhadap anak didik, baik itu tentang kemampuan belajar, sikap, keterampilan, sifat, bakat, minat dan kepribadian. Adapun teknik yang akan dijelaskan dalam makalah ini adalah teknik nontes. Salah satu teknik yang sangat membantu dalam penilaian terhadap hal-hal yang bersangkutan dengan siswa.

B.           Rumusan Masalah
1.            Apa pengertian dari Pengertian tes ?
2.            Apa Fungsi tes ?
3.            Penggolongan tes
4.            Apa itu teknik Nontes ?


BAB II
PEMBAHASAN

1.                  Pengertian tes
Tes berasal dari bahasa latin testum yang berarti alat untuk mengukur tanah. Dalam bahasa Perancis kuno, kata tes berarti ukuran yang dipergunakan untuk membedakan antara emas dengan perak serta logam lainnya. [3] sedangakan menurut sumadi surya brata, mengertikan tes adalah pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab dan atau perintah-perintah yang harus dijalankan, yang mendasarkan testee menjawab pertanyaan-pertanyaan atau atau melakaukan perintah-perintah itu, meyelidiki mengambil kesimpulan dengan cara membandingkan dengan standar atau testee lainnya.
Dari kedua pengertian diatas maka dapat diketahui bahwa tes adalah alat pengukuran berupa pertanyaan, perintah, dan petunjuk yang ditunjukan kepada testee untuk mendapatkan respon sesuai dengan petunjuk itu. Atas dasar respon tersebut ditentukan tinggi rendahnya akor dalam bentuk kuantitatif selanjutnya dibandingkan dengan standar yang telah ditentukan untuk ditarik kesimpulan yang bersifat kuantitatif.
2.                   Fungsi Tes
Secara umum, ada dua macam fungsi yang dimiliki oleh tes, yaitu:
a.       Sebagai alat pengukur terhadap peserta didik.
b.      Sebagai alat pengukur keberhasilan program pengajaran, sebab melalui tes tersebut akan dapat diketahui sudah seberapa jauh program pengajaran yang telah ditentukan.
3.         Penggolongan Tes
Sebagai alat pengukur, tes dapat dibedakan menjadi beberapa jenis atau golongan, tergantung dari segi mana atau dengan alasan apa penggolongan tes itu dilakukan.
a.       Penggolongan Tes Berdasarkan Fungsinya Sebagai Alat Pengukur Perkembangan/ Kemajuan Belajar Peserta Didik.
1)      Tes seleksi. Sering dikenal dengan istilah “ujian ringan” atau “ujian masuk”. Tes ini dilaksanakan dalam rangka penerimaan calon siswa baru, di mana hasil tes digunakan untuk memilih calon peserta didik yang tergolong paling baik dari sekian banyak calon yang mengikuti tes.
2)      Tes awal. Tes awal sering dikenal dengan istilah pre-test. Tes jenis ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh manakah materi atau bahan pelajaran yang akan diajarkan telah dapat dikuasai oleh para peserta didik. Jadi tes awal adalah tes yang dilaksanakan sebelum bahan pelajaran diberikan kepada peserta didik. Karena itu maka butir-butir soalnya dibuat yang mudah-mudah.
3)      Tes akhir. Sering dikenal dengan post-test. Tes akhir dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui apakah semua materi pelajaran yang tergolong penting sudah dapat dikuasai dengan sebaik-baiknya oleh para peserta didik.
4)      Tes diagnostic. Adalah tes yang dilaksanakan untuk menentukan secara tepat , jenis kesukaran yang dihadapi oleh para peserta didik dalam suatu mata pelajaran tertentu. Dengan diketahuinya jenis-jenis kesukaran yang dihadapi oleh peserta didik itu maka lebih lanjut akan dapat dicarikan upaya berupa pengobatan yang tepat. Tes ini juga bertujuan ingin menemukan jawab atas pertanyaan “Apakah peserta didik sudah dapat menguasai pengetahuan yang merupakan dasar atau landasan untuk dapat menerima pengetahuan selanjutnya?”
5)      Tes formatif. Adalah tes hasil belajar yang bertujuan untuk mengetahui, sudah sejauh manakah peserta didik “telah terbentuk” (sesuai dengan tujuan pengajaran yang telah ditentukan) setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu. Perlu diketahui bahwa istilah “formatif” itu berasal dari kata “form” yang berarti “bentuk”.
6)      Tes sumatif. Adalah tes hasil belajar yang dilaksanakan setelah sekumpulan satuan program pengajaran selesai diberikan. Di sekolah tes ini dikenal dengan istilah “Ulangan Umum” atau “EBTA” (Evaluasi Belajar Tahap Akhir), dimana hasilnya digunakan untuk mengisi rapor atau mengisi ijazah (STTB). Tes sumatif dilaksanakan secara tertulis, agar semua siswa memperoleh soal yang sama. Butir-butir soal yang dikemukakan dalam tes sumatif ini pada umumnya juga lebih sulit atau lebih berat daripada butir-butir soal tes formatif.

b.      Penggolongan Tes Berdasarkan Aspek Psikis yang Ingin Diungkap
Ditilik dari segi aspek kejiwaan yang ingin diungkap, tes setidak-tidaknya dapat dibedakan menjadi lima golongan, yaitu:
1)      Tes intelegensi, yakni tes yang dilaksanakan dengan tujuan untuk mengungkap atau mengetahui tingkat kecerdasan seseorang.
2)      Tes kemampuan, yaitu tes yang dilaksanakan dengan tujuan untuk mengungkap kemampuan dasar atau bakat khusus yang dimiliki oleh testee.
3)      Tes sikap, yakni salah satu jenis tes yang dipergunakan untuk mengungkap predisposisi atau kecenderungan seseorang untuk melakukan suatu respon tertentu terhadap dunia sekitarnya, baik berupa individu-individu maupun obyek-obyek tertentu.
4)      Tes kepribadian, yakni tes yang dilaksanakan dengan tujuan mengungkap cirri-ciri khas dari seseorang yang banyak sedikitnya bersifat lahiriah, seperti gaya bicara, cara berpakaian dan lain-lain.
5)      Tes hasil belajar, yang sering dikenal dengan istilah tes pencapaian, yakni tes yang biasa digunakan untuk mengungkap tingkat pencapaian atau prestasi belajar.

c.       Penggolongan Lain-lain
Ditilik dari segi banyaknya orang yang mengikuti tes, tes dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu:
1)      Tes individual, yakni tes di mana tester hanya berhadapan dengan satu orang testee saja, dan;
2)      Tes kelompok, yakni tes di mana tester berhadapan dengan lebih dari satu orang testee.
Ditilik dari segi waktu yang disediakan bagi testee untuk menyelesaika tes, tes dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu:
1)      Power test, yakni tes di mana waktu yang disediakan buat testee untuk menyelesaikan tes tersebut tidak dibatasi, dan;
2)      Speed test, yakni tes di mana waktu yang disediakan buat testee untuk menyelesaikan tes tersebut dibatasi.
Ditilik dari segi bentuk responnya, tes dapat dibedakan menjadi dua golongan,yaitu:
1)      Verbal test, yakni suaut tes yang menghendaki respon (jawaban) yang tertuang dalam bentuk ungkapan kata-kata atau kalimat, baik secara lisan maupun secara tertulis, dan;
2)      Nonverbal test, yakni tes yang menghendaki respon (jawaban) dari testee bukan berupa ungkapan kata-kata atau kalimat, melainkan berupa tindakan atau tingkah laku; jadi respon yang dikehendaki muncul dari testee adalah berupa perbuatan atau gerakan-gerakan tertentu.
Apabila ditinjau dari segi cara mengajukan pertanyaan dan cara memberikan jawabannya, tes dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu:
1)      Tes tertulis, yakni jenis tes dimana tester dalam mengajukan butir-butir pertanyaan atau soalnya dilakukan secara tertulis dan testee memberikan jawabannya juga secara tertulis.
2)      Tes lisan, yakni tes di mana tester di dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan atau soalnya dilakukan secara lisan, dan testee memberikan jawabannya secara lisan pula.








BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Tes adalah alat pengukuran berupa pertanyaan, perintah, dan petunjuk yang ditunjukan kepada testee untuk mendapatkan respon sesuai dengan petunjuk itu. Atas dasar respon tersebut ditentukan tinggi rendahnya akor dalam bentuk kuantitatif selanjutnya dibandingkan dengan standar yang telah ditentukan untuk ditarik kesimpulan yang bersifat kuantitatif.
Teknik non tes pada umumnya memegang peranan penting dalam rangka mengevaluasi hasil belajar peserta didik dari segi ranah sikap (affective domain) dan ranah ketrampilan (Psychomotoric domain), dengan tenik non tes maka penilaian atau evaluasi hasil belajar peserta didik dapat dilakukan dengan pengamatan secara sistematis (observasi), melakukan wawancara (interview), menyebar angket (quistionnaire), dan memeriksa atau meneliti dokumen-dokumen (documentary analysis).














DAFTAR PUSTAKA


http://www.pusatmakalah.com/2015/02/makalah-evaluasi-pendidikan-dengan.html



Tidak ada komentar:

Posting Komentar