BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Secara
formal, pendidikan diselengarakan disekolah. Hal itu sering sering dikenal
dengan pengajaran dimana proses belajar mengajar yang melibatkan banyak factor
baik pengajar, pelajar, bahan/materi, fasilitas maupun lingkungan. Pengajaran
dilaksanakan tidak hanya untuk kesenangan atau bersifat mekanis saja tetapi
mempunyai misi atau tujuan bersama. Dalam usaha untuk mencapai misi dan tujuan
itu perlu diketahui apakah usaha yang dialakukan sudah sesuai dengan tujuan?
Jika iya, sudah sejauh mana ditempuh? Apakah anak didiknya engalami kemunduran
didalam belajar atau peningkatan, dan kalau mengalami kemunduran apakah
penyebabnya?
Oleh
karena timbulnya pertanyaan-pertabyaan itu,maka dari itulah kami menyajikan
beberapa hal tentang salah satu teknik dan alat penilaian yang dapat digunakan
dalam penilaian terhadap anak didik, baik itu tentang kemampuan belajar, sikap,
keterampilan, sifat, bakat, minat dan kepribadian. Adapun teknik yang akan
dijelaskan dalam makalah ini adalah teknik nontes. Salah satu teknik yang
sangat membantu dalam penilaian terhadap hal-hal yang bersangkutan dengan
siswa.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa pengertian dari Pengertian tes ?
2.
Apa Fungsi tes ?
3.
Penggolongan tes
4.
Apa itu teknik Nontes ?
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian
tes
Tes berasal dari bahasa latin testum yang
berarti alat untuk mengukur tanah. Dalam bahasa Perancis kuno, kata tes berarti
ukuran yang dipergunakan untuk membedakan antara emas dengan perak serta logam
lainnya. [3] sedangakan menurut sumadi surya
brata, mengertikan tes adalah pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab dan atau
perintah-perintah yang harus dijalankan, yang mendasarkan testee menjawab
pertanyaan-pertanyaan atau atau melakaukan perintah-perintah itu, meyelidiki
mengambil kesimpulan dengan cara membandingkan dengan standar atau testee
lainnya.
Dari kedua pengertian diatas maka
dapat diketahui bahwa tes adalah alat pengukuran berupa pertanyaan, perintah,
dan petunjuk yang ditunjukan kepada testee untuk mendapatkan respon sesuai
dengan petunjuk itu. Atas dasar respon tersebut ditentukan tinggi rendahnya
akor dalam bentuk kuantitatif selanjutnya dibandingkan dengan standar yang
telah ditentukan untuk ditarik kesimpulan yang bersifat kuantitatif.
2.
Fungsi
Tes
Secara
umum, ada dua macam fungsi yang dimiliki oleh tes, yaitu:
a. Sebagai alat pengukur terhadap peserta didik.
b. Sebagai alat pengukur keberhasilan program
pengajaran, sebab melalui tes tersebut akan dapat diketahui sudah seberapa jauh
program pengajaran yang telah ditentukan.
3. Penggolongan Tes
Sebagai
alat pengukur, tes dapat dibedakan menjadi beberapa jenis atau golongan,
tergantung dari segi mana atau dengan alasan apa penggolongan tes itu
dilakukan.
a. Penggolongan Tes
Berdasarkan Fungsinya Sebagai Alat Pengukur Perkembangan/ Kemajuan Belajar
Peserta Didik.
1) Tes seleksi. Sering dikenal dengan istilah
“ujian ringan” atau “ujian masuk”. Tes ini dilaksanakan dalam rangka penerimaan
calon siswa baru, di mana hasil tes digunakan untuk memilih calon peserta didik
yang tergolong paling baik dari sekian banyak calon yang mengikuti tes.
2) Tes awal. Tes awal sering dikenal dengan
istilah pre-test. Tes jenis ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui
sejauh manakah materi atau bahan pelajaran yang akan diajarkan telah dapat
dikuasai oleh para peserta didik. Jadi tes awal adalah tes yang dilaksanakan sebelum
bahan pelajaran diberikan kepada peserta didik. Karena itu maka butir-butir
soalnya dibuat yang mudah-mudah.
3) Tes akhir. Sering dikenal dengan post-test.
Tes akhir dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui apakah semua materi
pelajaran yang tergolong penting sudah dapat dikuasai dengan sebaik-baiknya
oleh para peserta didik.
4) Tes diagnostic. Adalah tes yang dilaksanakan
untuk menentukan secara tepat , jenis kesukaran yang dihadapi oleh para peserta
didik dalam suatu mata pelajaran tertentu. Dengan diketahuinya jenis-jenis
kesukaran yang dihadapi oleh peserta didik itu maka lebih lanjut akan dapat
dicarikan upaya berupa pengobatan yang tepat. Tes ini juga bertujuan ingin
menemukan jawab atas pertanyaan “Apakah peserta didik sudah dapat menguasai
pengetahuan yang merupakan dasar atau landasan untuk dapat menerima pengetahuan
selanjutnya?”
5) Tes formatif. Adalah tes hasil belajar yang
bertujuan untuk mengetahui, sudah sejauh manakah peserta didik “telah
terbentuk” (sesuai dengan tujuan pengajaran yang telah ditentukan) setelah
mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu. Perlu diketahui
bahwa istilah “formatif” itu berasal dari kata “form” yang berarti “bentuk”.
6) Tes sumatif. Adalah tes hasil belajar yang
dilaksanakan setelah sekumpulan satuan program pengajaran selesai diberikan. Di
sekolah tes ini dikenal dengan istilah “Ulangan Umum” atau “EBTA” (Evaluasi
Belajar Tahap Akhir), dimana hasilnya digunakan untuk mengisi rapor atau
mengisi ijazah (STTB). Tes sumatif dilaksanakan secara tertulis, agar semua
siswa memperoleh soal yang sama. Butir-butir soal yang dikemukakan dalam tes
sumatif ini pada umumnya juga lebih sulit atau lebih berat daripada butir-butir
soal tes formatif.
b. Penggolongan Tes
Berdasarkan Aspek Psikis yang Ingin Diungkap
Ditilik
dari segi aspek kejiwaan yang ingin diungkap, tes setidak-tidaknya dapat dibedakan
menjadi lima golongan, yaitu:
1) Tes intelegensi, yakni tes yang dilaksanakan
dengan tujuan untuk mengungkap atau mengetahui tingkat kecerdasan seseorang.
2) Tes kemampuan, yaitu tes yang dilaksanakan
dengan tujuan untuk mengungkap kemampuan dasar atau bakat khusus yang dimiliki
oleh testee.
3) Tes sikap, yakni salah satu jenis tes yang
dipergunakan untuk mengungkap predisposisi atau kecenderungan seseorang untuk
melakukan suatu respon tertentu terhadap dunia sekitarnya, baik berupa
individu-individu maupun obyek-obyek tertentu.
4) Tes kepribadian, yakni tes yang dilaksanakan
dengan tujuan mengungkap cirri-ciri khas dari seseorang yang banyak sedikitnya
bersifat lahiriah, seperti gaya bicara, cara berpakaian dan lain-lain.
5) Tes hasil belajar, yang sering dikenal dengan
istilah tes pencapaian, yakni tes yang biasa digunakan untuk mengungkap tingkat
pencapaian atau prestasi belajar.
c. Penggolongan Lain-lain
Ditilik
dari segi banyaknya orang yang mengikuti tes, tes dapat dibedakan menjadi dua
golongan, yaitu:
1) Tes individual, yakni tes di mana tester
hanya berhadapan dengan satu orang testee saja, dan;
2) Tes kelompok, yakni tes di mana tester
berhadapan dengan lebih dari satu orang testee.
Ditilik
dari segi waktu yang disediakan bagi testee untuk menyelesaika tes, tes dapat
dibedakan menjadi dua golongan, yaitu:
1) Power test, yakni tes di mana waktu yang
disediakan buat testee untuk menyelesaikan tes tersebut tidak dibatasi, dan;
2) Speed test, yakni tes di mana waktu yang
disediakan buat testee untuk menyelesaikan tes tersebut dibatasi.
Ditilik
dari segi bentuk responnya, tes dapat dibedakan menjadi dua golongan,yaitu:
1) Verbal test, yakni suaut tes yang menghendaki
respon (jawaban) yang tertuang dalam bentuk ungkapan kata-kata atau kalimat,
baik secara lisan maupun secara tertulis, dan;
2) Nonverbal test, yakni tes yang menghendaki
respon (jawaban) dari testee bukan berupa ungkapan kata-kata atau kalimat,
melainkan berupa tindakan atau tingkah laku; jadi respon yang dikehendaki
muncul dari testee adalah berupa perbuatan atau gerakan-gerakan tertentu.
Apabila
ditinjau dari segi cara mengajukan pertanyaan dan cara memberikan jawabannya,
tes dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu:
1) Tes tertulis, yakni jenis tes dimana tester
dalam mengajukan butir-butir pertanyaan atau soalnya dilakukan secara tertulis
dan testee memberikan jawabannya juga secara tertulis.
2) Tes lisan, yakni tes di mana tester di dalam
mengajukan pertanyaan-pertanyaan atau soalnya dilakukan secara lisan, dan
testee memberikan jawabannya secara lisan pula.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Tes adalah alat pengukuran berupa
pertanyaan, perintah, dan petunjuk yang ditunjukan kepada testee untuk
mendapatkan respon sesuai dengan petunjuk itu. Atas dasar respon tersebut
ditentukan tinggi rendahnya akor dalam bentuk kuantitatif selanjutnya
dibandingkan dengan standar yang telah ditentukan untuk ditarik kesimpulan yang
bersifat kuantitatif.
Teknik
non tes pada umumnya memegang peranan penting dalam rangka mengevaluasi hasil
belajar peserta didik dari segi ranah sikap (affective domain) dan ranah
ketrampilan (Psychomotoric domain), dengan tenik non tes maka penilaian
atau evaluasi hasil belajar peserta didik dapat dilakukan dengan pengamatan
secara sistematis (observasi), melakukan wawancara (interview),
menyebar angket (quistionnaire), dan memeriksa atau meneliti
dokumen-dokumen (documentary analysis).
DAFTAR
PUSTAKA
http://www.pusatmakalah.com/2015/02/makalah-evaluasi-pendidikan-dengan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar