Sistem Pendidikan Cina
Manajemen pendidikan di Cina ialah tersentralisasi, mulai
dari level pusat, propinsi, kotamadya, kabupaten dan termasuk derah otonomi
setingkat kotamadya. Pendidikan di Cina terdiri atas empat sektor yaitu basic
education, technical dan vocational education, higher education dan adult
education. Di samping itu juga terdapat pendidikan prasekolah yang materinya
meliputi permainan, olah raga, kegiatan kelas , observasi, pekerjaan fisik,
serta aktivitas sehari-hari.
Pendidikan teknik dan vokasional memperoleh tempat dalam
masyarakat. Pendidikan ini merupakan indikator penting bahwa Cina mengarah pada
proses modernisasi. Kemudian, pendidikan bagi orang dewasa merupakan komponen
penting dalam sistem pendidikan Cina. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas
orang-orang dalam masyarakat dan secara langsung akan menumbang pada
pengembangan sosio ekonomis penduduk.
Untuk memperoleh guru-guru yang
bermutu maka pemerintah mendorong lulusan sekolah menengah yang berbakat untuk
memasuki lembaga pendidikan guru. Pendidikan di China gratis selama 9 tahun
pertama walaupun murid tetap harus mengeluarkan uang untuk membeli buku-buku
pelajaran. Selepas tingkat Junior, orang tua harus membiayai sendiri pendidikan
anak-anaknya. Ini membuat banyak anak-anak pedesaan atau anak-anak tak mampu
untuk bersekolah.
1. Jenjang Pendidikan
Anak-anak di China belajar lima sampai lima setengah hari
per minggu. Tahun akademik dibagi menjadi 2 semester, yang terdiri dari 9.5
bulan dimulai pada tanggal 1 September dan Maret. Dengan libur musim panas pada
bulan Juli dan Agustus dan libur musim dingin pada bulan Januari dan
Februari.
Berikut adalah jenjang pendidikan di Cina:
1) Pendidikan Dasar
Anak-anak China memulai pendidikan formal pada usia 3
tahun dengan masuk pra sekolah yang berlangsung selama 3 tahun. Dilanjutkan
masuk sekolah dasar pada usia 6 tahun. Sekolah Dasar berlangsung selama 6 tahun
dengan mata pelajaran utama Bahasa China, Matematika, Sejarah, Geografi, Sains,
dan sebagainya. Selain itu ada juga pendidikan moral dan politik dasar.
Dukungan besar juga diberikan untuk pendidikan jasmani.
2) Pendidikan Menengah
Pendidikan menengah dibagi menjadi 2 bagian yaitu
pendidikan menengah akademis dan pendidikan menengah kejuruan/khusus/teknik.
Sekolah menengah akademis dibagi menjadi dua level, yaitu junior dan senior.
Level junior dimulai pada usia 12 tahun dan berlangsung selama 3 tahun. Untuk
masuk ke tingkat senior, mereka harus lulus tes yang akan menentukan apakah
mereka dapat lanjut ke tingkat senior atau mengikuti kelas kejuruan. Level
Senior dimulai pada usia 15 tahun berlangsung selama 2 atau 3 tahun.
Di Sekolah Menengah Senior, murid-murid memilih untuk
mengikuti kelas sains atau sosial. Lulusannya diarahkan untuk lulus Ujian Masuk
Perguruan Tinggi Nasional. Olahraga dan politik juga dimasukkan ke dalam
kurikulum. Sekolah kejuruan memiliki program antara 2 sampai 4 tahun dan
memberikan pelatihan keahlian di bidang pertanian, manajerial, ketenagakerjaan
dan teknik. Sekolah teknik menawarkan program 4 tahun untuk melatih siswanya.
Sekolah jenis ini diorientasikan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang
terlatih.
3) Pendidikan Khusus
China juga memiliki sistem pendidikan khusus untuk
anak-anak dengan kemampuan khusus dan untuk anak-anak terbelakang. Anak-anak dengan
kemampuan khusus akan diperbolehkan untuk melompat kelas. Anak-anak dengan
kemampuan terbatas akan diarahkan untuk mencapai kemampuan standar minimum.
4) Pendidikan Tinggi
Apapun jenis pendidikan tingginya mereka harus lulus
Ujian Masuk Perguruan Tinggi Nasional yang berlangsung pada bulan Juli dan
diadakan pemisahan antara kelas sosial dan sains. Penempatan jurusan ditentukan
oleh hasil tes. Siswa yang mengikuti ujian mendaftar untuk beberapa jurusan
yang dipilih. Sistemnya serupa dengan UMPTN di Indonesia.
Pendidikan tinggi menawarkan program akademik dan
kejuruan. Sebenarnya ada banyak universitas dan college di China tetapi
tingkatan dan kualitasnya sangat bervariasi. Beberapa yang terkenal misalnya
Beijing University dan Shanghai’s University. Umumnya siswa harus menjalankan
4-5 tahun untuk mendapatkan gelar sarjana. Untuk masuk tingkat master dan
doktoral, mereka juga harus lulus ujian. Selain universitas ada college yang
menawarkan 2 atau 3 tahun dengan jenis pendidikan kejuruan yang setera dengan
diploma dan dapat meningkatkan gelarnya menjadi sarjana.
Selain dari sisi pendidikan, sukses kebangkitan ekonomi
China mungkin juga tak lepas dari pengaruh semangat entrepreneurship warganya.
Masrayakat China selalu aktif dalam kegiatan ekonomi. Menjadi pegawai atau
pekerja kantoran, sedapat mungkin mereka hindari. Berbeda dengan kita yang
sangat menghargai pekerjaan kantoran dan kebanyakan menganggap entrepreneur
adalah pekerjaan beresiko tinggi.
2. Kurikulum
Reformasi yang dilakukan Cina di dunia pendidikan secara
langsung mengubah kurikulum sekolah dimana ditekankan pada pengembangan potensi
yang dimiliki siswa, kurikulum diarahkan untuk memfasilitasi potensi yang
dimiliki siswa agar berkembang optimal. di Cina tidak terlalu menekankan kepada
hapalan dan orientasi untuk lulus ujian (kognitif) karena dianggap dapat
membunuh karakter anak, misalnya PR yang terlalu banyak, pelajaran yang terlalu
berat, yang kesemuanya dapat membebani siswa baik secara fisik, mental maupun
kejiwaan. Sistem sekolah di Cina mewajibkan setiap muridnya untuk berlatih
olahraga selama paling tidak satu jam sebelum pelajaran dimulai. Kegiatan lain
seperti memasak juga menjadi salah satu bagian penting yang harus dialamai oleh
siswa disamping menekuni bidang seni budaya.
Peningkatan Kurikulum
terpadu
Kurikulum sebelumnya di Cina pada dasarnya
disiplin ilmu berbasis dan terkotak tanpa interaksi antara domain pembelajaran.
Salah satu tujuan dari kurikulum pendidikan dasar adalah untuk meningkatkan
integrasi konten kurikulum yang relevan dan mempromosikan pembelajaran
antar-disiplin.
Peningkatan integrasi dalam struktur
kurikulum pendidikan dasar melalui cara berikut:
- Kurikulum sekolah dasar
terdiri dari mata pelajaran terpadu: Untuk kelas rendah (kelas 1 s.d 4), mata
pelajaran terdiri dari pendidikan Karakter Moral dan Kehidupan, Bahasa China
(sebagai bahasa ibu), Matematika, Pendidikan Jasmani, Seni (atau Musik, seni
rupa). Untuk kelas atas (kelas 5 s.d 6), mata pelajaran pendidikan Karakter
Moral dan Masyarakat, Bahasa China & Sastra, Matematika, Sains, Bahasa
Asing, Kegiatan Praktek Komprehensif, Pendidikan Jasmani, Seni (atau Musik,
Seni Rupa). Pada Kurikulum SMP terdiri dari kedua mata pelajaran berbasis
disiplin dan terintegrasi, termasuk Agama dan Karakter Moral, Sastra dan Bahasa
China, Matematika, Bahasa Asing, Sains (Fisika, Kimia, Biologi), Sejarah dan
Masyarakat (Sejarah, Geografi), Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Seni (Musik,
Seni rupa) dan Kegiatan Praktek Komprehensif. Pemerintah daerah dan sekolah
didorong untuk memilih mata pelajaran yang terintegrasi dan menawarkan lebih
banyak pilihan.
- Menawarkan mata pelajaran
(mapel) baru atau "Kegiatan Praktek Komprehensif". Mapel ini telah
terintegrasi teknologi informasi sebagai mata pelajaran wajib pada pendidikan
sekolah dasar dan menengah. Mapel ini membutuhkan pembelajaran berbasis
penelitian, layanan sosial dan praktek masyarakat, pekerjaan produktif dan
pendidikan teknis. Mapel tersebut adalah wajib bagi sekolah dasar, baik kelas
rendah maupun atas. Mapel terpadu menuntut pembelajaran praktek yang berpusat
pada kegiatan yang akan dirancang bersama oleh guru dan peserta didik sesuai
dengan kepentingan murid, kebutuhan dan sumber daya yang tersedia. Guru dan
pelajar harus peserta yang sama dalam kegiatan kurikulum yang dirancang.
- Meningkatkan keterpaduan
dalam pengajaran mapel tertentu. Hal ini dilakukan melalui a) mengembangkan
hubungan / keterkaitan antara unsur-unsur pengetahuan dalam subjek dan seluruh
mata pelajaran yang berbeda, b) mengembangkan keterkaitan antara kelas
belajar-mengajar dan pengalaman murid sendiri serta kehidupan masyarakat, dan
c) menyelenggarakan kegiatan pembelajaran terpadu di pengajaran isi kurikulum
mata pelajaran masing-masing.
c. Peningkatan Kurikulum
Pilihan
Diberlakukannya kurikulum pilihan dalam
struktur kurikulum China adalah dalam rangka menanggapi kesenjangan besar
antara daerah pedesaan dan perkotaan, antara wilayah timur dan barat, antara
etnis mayoritas dan minoritas, dan antar sekolah dalam wilayah yang sama /
kota, dalam hal perencanaan kurikulum, implementasi dan manajemen. Struktur
kurikulum sebelumnya dalam pendidikan dasar sangat sentralistik dan ditandai
dengan keseragaman hal tersebut berbanding terbalik dengan kebutuhan belajar
beragam murid yang sosial-ekonomi dan budaya beragam. Peningkatan "
kurikulum Pilihan " berarti tidak hanya menawarkan mata pelajaran lebih
elektif tetapi juga otonomi yang lebih dalam adaptasi kurikulum dengan konteks
lokal / spesifik dan partisipasi yang lebih aktif dalam kurikulum dalam proses
pengambilan keputusan oleh otoritas lokal, sekolah, guru dan murid.
Peningkatan pilihan dalam struktur kurikulum
bisa dilihat dari berikut ini:
- Pada sisi murid, a) siswa
memiliki pilihan yang lebih besar pada mata pelajaran elektif yang
tersedia dalam kurikulum lokal dan berbasis sekolah, kebebasan yang lebih besar
untuk mapel pilihan terdapat kurikulum SMA, b) Siswa termotivasi untuk
berpartisipasi dalam kegiatan pengembangan kurikulum sekolah pada mata
pelajaran yang mereka pilih;
- Pada sisi guru, a) Guru
memiliki pilihan yang lebih besar pada isi kurikulum dalam melaksanakan standar
kurikulum dan kebutuhan peserta didik, b) Guru memiliki partisipasi yang lebih
aktif dalam pengembangan kurikulum terutama mata pelajaran berbasis sekolah,
dan c) Guru memiliki lebih bebas pilihan pendekatan untuk mengajar serta
otonomi yang lebih besar dalam menterjemahkan kurikulum "standar" dan
"struktur" ke dalam praktek pengajaran di kelas.
- Pemerintah setempat dan
sekolah memiliki otonomi yang lebih besar dalam pengembangan kurikulum,
implementasi dan manajemen dengan konteks lokal / sekolah-spesifik berdasarkan
kebutuhan pengembangan peserta didik.
1) Struktur mata pelajaran
Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum di Cina adalah
kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan, dan khusus pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah terdiri atas:
a. Kelompok mata pelajaran Cina dan Moral;
b. Kelompok mata pelajaran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
serta Matematika;
c. Kelompok mata pelajaran Sosial dan Politik;
d. Kelompok mata pelajaran Jasmani, Olahraga, dan
Kesehatan.
e. Kelompok mata pelajaran Bahasa Cina dan Bahasa Asing.
2) Jumlah mata pelajaran
a. SD memiliki 10 mata pelajaran wajib diantaranya adalah
mata pelajaran Moral, Matematika, dan Cina atau Bahasa Cina.
b. SMP memiliki 13 mata pelajaran wajib, diantaranya
yaitu mata pelajaran Moral, Moral, Cina, Asing, dan Politik.
c. SMA tidak ada bobot mata pelajaran yang diwajibkan
karena mereka mempunyai suatu sistem yang menyesuaikan mata pelajaran dengan
keinginan siswa, kebutuhan sosial masyarakat serta kondisi lembaga setempat
dengan beberapa mata pelajaran pilihan. Untuk kelulusan SMA, Cina memakai
sistem Ujian Nasional (UN) dan untuk masuk ke perguruan tinggi menggunakan
sistem Ujian Masuk atau Seleksi Masuk.
Kebijakan Pendidikan
Yang Tepat Pada Sasaran
Kemajuan dunia pendidikan yang terjadi di akhir 90-an dan
awal 2000 di Cina tidak lepas dari peran dari seorang birokrat yang memiliki
visi dan komitmen yang kuat terhadap dunia pendidikan. Li Lanqing, yang pada
tahun 1993 di angkat menjadi Wakil Perdana Menteri Cina, sekaligus ditugasi
untuk menangani masalah pendidikan di negeri tirai bambu tersebut, adalah orang
yang dianggap berhasil melaksanakan tugasnya mendorong kemajuan Cina melalui
reformasi dalam bidang pendidikan. Li Lanqing sebenarnya bukan tokoh yang
berlatar belakang bidang pendidikan.
Pada tahun 1993, tercatat, guru memiliki gaji yang
rendah dan disadari, kondisi ini akan berpengaruh terhadap kinerja dan
profesionalitas guru dalam melaksanakan tugasnya. Bagaimana dapat menuntut guru
melaksanakan tugas dengan optimal, kalau dirinya menghadapi masalah dengan kesejahteraan
diri dan keluarganya. Pada tahun 1989, dana dari negara untuk pendidikan hanya
9,4 milyar yuan. Dengan dana sebesar itu, tidak banyak yang bisa dilakukan
untuk mengembangkan dunia pendidikan, yang harus melayani masyarakat lebih dari
satu milyar orang. Li Lanqing memandang bahwa yang bertanggung jawab
menyediakan pendidikan yang layak adalah pemerintah. Pendidikan dasar,
khususnya untuk wajib belajar, sangat tergantung pada alokasi dana dari
pemerintah. Demikian juga dengan pembiayaan pengembangan infrastruktur untuk
pendidikan keterampilan dan pendidikan tinggi, sangat bergantung pada dukungan
dana dari pemerintah. Hanya permasalahannya adalah semua itu harus diatur
dengan undang-undang.
Beberapa inovasi lain telah digulirkan Cina adalah,
diberlakukannya wajib pendidikan dasar 9 tahun secara gratis dan penghapusan
buta huruf bagi anak muda dan setengah baya. Inovasi ini berhasil meningkatkan
tingkat pendidikan nasional secara berarti. Pendidikan tinggi dikembangkan
secara cepat dengan beberapa perubahan awal, diantaranya pembelajaran
dikembangkan dengan menekankan pada peningkatan kualitas siswa, seperti
mengembangkan karakter siswa sebagaimana penguasaan pengetahuan (kognisi).
Penggunaan teknologi informasi dalam pendidikan juga telah berhasil mendorong
mempercepat moderinisasi. Kompensasi, kesejahteraan dan status sosial guru
telah banyak dikembangkan, dan membuat profesi tersebut mendapat respek dan
penghormatan dari masyarakat. Pendidikan swasta berkembang dengan cepat. Hal
ini ditandai dengan banyak jenis sekolah dibangun. Pertukaran pendidikan dan
kerja sama dengan negara lain secara aktif dan luas telah memperkuat daya
saing/kompetisi di dunia.
Pada dekade terakhir, sejumlah permasalahan besar telah
terpecahkan. Total dana pendidikan nasional telah mencapai rata-rata 20% per
tahun, dan mencapai 548 milyar yuan pada tahun 2002, dan pada tahun 2008
alokasi anggaran pendidikan mencapai 1,88 Triliun Yuan.
Sebagai Kesimpulan :
Manajemen pendidikan di Cina ialah tersentralisasi, mulai
dari level pusat, propinsi, kotamadya, kabupaten dan termasuk derah otonomi
setingkat kotamadya. Pendidikan di Cina terdiri atas empat sektor yaitu basic
education, technical dan vocational education, higher education dan adult
education. Di samping itu juga terdapat pendidikan prasekolah yang materinya
meliputi permainan, olah raga, kegiatan kelas , observasi, pekerjaan fisik,
serta aktivitas sehari-hari.
Reformasi yang dilakukan Cina di dunia pendidikan secara
langsung mengubah kurikulum sekolah dimana ditekankan pada pengembangan potensi
yang dimiliki siswa, kurikulum diarahkan untuk memfasilitasi potensi yang
dimiliki siswa agar berkembang optimal. di Cina tidak terlalu menekankan kepada
hapalan dan orientasi untuk lulus ujian (kognitif) karena dianggap dapat membunuh
karakter anak.
Perbandingan Sistem Pendidikan Indonesia dengan Cina
Sistem pendidikan Cina lebih terbuka. Guru diklasifikasi berdasarkan kualitas. Siswa bebas mengevaluasi kualitas guru secara objektif. Guru dapat tambahan tunjangan kesejahteraan 10 persen dari gaji pokok.
Cina yang punya luas daratan 9,6 juta km2 ini memang pendidikannya lebih maju dibandingkan Indonesia. “Mereka lebih fokus dalam menangani pendidikan. Saya kira kita harus punya komitmen dan bisa konsisten agar bisa memajukan pendidikan di Indonesia.
UU Sisdiknas-nya Cina mewajibkan anak umur 6 tahun mengikuti pendidikan dasar, tanpa dipungut biaya sekolah. SD di sana berlangsung 6 tahun. Mata pelajaran utamanya, antara lain, bahasa dan kesusastraan Cina, matematika, ilmu pasti, bahasa asing, pendidikan moral, musik, olahraga dan jasmani.
Jumlah SD di negeri Panda ini mencapai 400.000 dengan murid hingga 120 juta anak. APK SD di sana mencapai 98%. Sedangkan jumlah SMP dan SMA kurang lebih 60.000 dan 30.000, plus 3.000 perguruan tinggi.
Satu hal yang menarik bagi berkaitan dengan tenaga pendidik adalah relasi guru dan murid yang berjalan demokratis. “Ciri khas pendidikan di Beijing adalah adanya klasifikasi guru, mulai dari guru paripurna sampai guru yang tidak qualified. Siswa juga bebas mengevaluasi guru secara objektif. Dua hal yang masih tabu di negara kita,”.
Guru juga mendapat tempat istimewa di Beijing. Gaji guru di sana berkisar 3.000–5.000 yuan per bulan. Dalam kurs 1 yuan= Rp 1.200, guru di Cina menerima rata-rata senilai Rp 3,6 juta–Rp 6 juta/bulan. Selain gaji pokok, guru juga menerima tunjangan kesejahteraan sebesar 10% dari gaji pokok. Sistem penggajian buat guru ini lebih tinggi 10% daripada pegawai biasa.
Penghasilan itu sudah memadai. Sehingga, hampir tidak pernah terdengar guru harus “ngojek” atau kepala sekolah mencari uang tambahan dari jual-beli seragam dan buku. Ketika pensiun pun, setiap guru berhak mendapatkan 100% gaji pokok per bulannya.
Sumber dari
- http://yolanapridita.blogspot.co.id/
- www.atdikbudbeijing.com
- www.bukucatatan.net
Bagus postinganya. Saya jadi tambah pengetahuan hihi
BalasHapussemoga pendidikan di indonesia bisa lebih baik lagi......
BalasHapusBagus,, semoga Indonesia dpt dengan cepat mengembangkan kurikulumnya
BalasHapussemoga sistem di indonesia bisa kaya di cina. jadi guru guru nya makmur.wkwk
BalasHapuskurikulum china dan indonesia (kurtilas) sepertinya hampir sama. lebih mengutamakan pengembangan karakter, minat dan bakat siswa di banding teori yang belum tentu menjai masa depan siswa tersebut. mungkinkah...
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusgood artikel
BalasHapusgoog artikel
BalasHapusKyknya diindo jg hrs ada ada evaluasi pendapat siswa tentang kualitas guru karena sekarang bnyk guru guru yang tdk kompeten ( misal:cuma nulis dipapan tulis,jelasin sebentar,ditinggal mainan hp) paling tidak ya 3 tahun sekali tapi yang mengurus masalah itu(kualitas guru /pergantian atau apalah) tiap kabupaten nggk hrs sampai pusat (dari kabupaten cuma buat laporan aja ke pusat )trs dipusat itu ada organisasi yang mengatur pendidikan negara + organisasinya itu pastinya jg ada campur tangan menpendikbud 😂 dan diindo setiap sekolah jg ada taman untuk refresing setiap istirahat ( ada permainan permainan tradisional agar jg bertujuan melestarikan budaya melaluai generasi muda) haha apasi duh😅
BalasHapusMantap
BalasHapus